loading...

Zakir Naik: Saya Mendukung Indonesia Menjadi Negara Islam Khilafah Didunia, Netizen: Dinegara Sendiri Kok Buronan??..



Setelah saya menulis tentang bahayanya seorang Zakir Naik, banyak orang merasa terpukul. Zakir Naik bagi mereka adalah pembela Islam. Banyak yang masuk Islam karena jasanya. Padahal acara “teater” semacam itu rawan sekali direkayasa. Semua itu jelas by design.  Namun mereka tak mungkin percaya hal ini. Yang aneh, ketika melihat acara penyembuhan massal umat Kristiani dengan doa misalnya, orang-orang itu juga akan menganggap semua sudah disetting. Sulitkah menerapkan dugaan yang sama pada Zakir Naik?

Mereka sulit menerima kebenaran bahwa Zakir Naik terindikasi Wahabi, bahwa Zakir Naik tidak memiliki sanad keilmuan. Ia memang belajar agama, tapi langsung dari buku. Ia suka mencela agama lain dan mengobarkan permusuhan lintas agama.

loading...

Para pembelanya menyebut, gurunya Zakir Naik adalah Ahmad Deedat, seorang tokoh islam dari Afrika Selatan. Padahal, meski kelahiran India, Ahmad Deedat menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Afrika sampai meninggal. Satu-satunya kesempatan Zakir Naik bertemu dengan Deedat adalah ketika ia sakit. Itupun saat Zakir Naik sudah didaulat oleh khalayak sebagai ulama, ahli debat. Bukan sebagai murid yang sedang berguru.

Saya mengerti, orang-orang mungkin akan mengaitkan dengan karomah, keajaiban, ilmu laduni, karena Zakir dan Deedat bisa saling transfer ilmu tanpa bertemu. Hanya beberapa kali teleconference dan memberikan nasehat. Fanatisme buta memang berbahaya. Sulit sekali menerima kebenaran dari arah sebaliknya. Seperti melihat matahari yang terang benderang setelah tersekap kegelapan dalam waktu sangat lama.

Lihat Videonya

Pages: 1 2 3

Posting Komentar

1 Komentar